Kalau lo suka nonton bola tapi gak terlalu demen drama atau gaya pamer, lo pasti suka gaya mainnya Frenkie de Jong. Gelandang yang satu ini bukan tipe yang cari sensasi, tapi pas bola ada di kakinya, semua kelihatan effortless. Tenang, elegan, dan nyantai kayak lagi main futsal sore di taman komplek. Tapi jangan salah—di balik gaya santainya, ada IQ bola yang tinggi banget. Dari Ajax ke Barcelona sampai timnas Belanda, Frenkie jadi fondasi penting buat jalannya permainan.
Dari Gorinchem ke Dunia: Awal Mula Si Jenius
Lahir di Arkel, Belanda, 12 Mei 1997, Frenkie de Jong tumbuh sebagai bocah yang udah cinta bola sejak kecil. Dia gabung akademi Willem II, salah satu klub kecil di Belanda, dan dari sana dia mulai nunjukin kalau dia beda dari gelandang lainnya. Bukannya hobi tekel atau shoot jarak jauh, dia justru suka bawa bola dari belakang, lewatin pemain satu per satu, dan tetap tenang kayak gak ada yang ngejar.
Tahun 2015, Ajax datengin dia cuma dengan harga simbolik €1—iya, satu euro doang. Tapi Ajax tahu, mereka lagi dapat berlian. Dan kayaknya Willem II pun sadar, karena dalam deal itu, mereka tetap dapet presentase penjualan di masa depan. Bijak juga.

Ajax: Tempat Frenkie Dikenal Dunia
Di Ajax, Frenkie berkembang pesat. Awalnya dia dipake sebagai bek tengah hybrid—gaya yang cukup jarang waktu itu. Tapi karena dia jago banget bawa bola, bahkan dari area pertahanan, dia dipindahin ke posisi gelandang bertahan. Hasilnya? Gokil.
Musim 2018/2019 jadi momen breakout. Ajax ngelaju sampai semifinal Liga Champions, ngalahin Real Madrid dan Juventus di jalan. Frenkie tampil memukau di tiap laga, bikin pemain-pemain bintang Eropa kelihatan biasa aja. Umpannya presisi, dribble-nya halus, dan visinya luar biasa. Banyak yang bilang, dia kayak gabungan antara Busquets dan Modrić, tapi dengan gaya santai ala Belanda.
Pindah ke Barcelona: Ekspektasi Langit-Langit
Tahun 2019, Barcelona resmi ngerekrut Frenkie dengan harga sekitar €75 juta. Gila? Nggak juga, karena dia dianggap bakal jadi penerus jangka panjang Busquets. Ekspektasinya tinggi banget. Semua fans Barca ngarep dia bakal ngembalikan gaya tiki-taka yang udah mulai pudar.
Tapi hidup di Camp Nou gak semudah itu. Frenkie datang pas Barca lagi dalam masa transisi, penuh drama, dan keuangan klub lagi carut-marut. Messi pergi, pelatih gonta-ganti, dan Frenkie kadang dimainin di posisi yang bukan favoritnya. Meski begitu, dia tetap tampil stabil. Gak pernah bikin sensasi, gak komplain, dan tetap kerja keras tiap pekan.
Dia sempat jadi andalan Ronald Koeman dan tetap relevan di era Xavi. Meskipun gak selalu headline, dia salah satu pemain paling konsisten. Gak peduli chaos di luar, Frenkie tetap kalem. Bahkan, dia sempat tolak pindah ke Manchester United walaupun udah hampir “fix transfer”. Karena dia tahu nilai dirinya, dan dia percaya bisa sukses di Barcelona.
Gaya Main: Bukan Gelandang Biasa
Frenkie de Jong bukan gelandang bertahan tipikal. Dia gak terlalu suka tekel keras atau duel fisik. Tapi kekuatannya justru di cara dia nge-handle tekanan. Pas dia dapet bola dan ada dua pemain lawan nge-press, dia tinggal putar badan, satu-dua sentuhan, udah bebas lagi. Dribble-nya itu bukan buat gaya-gayaan, tapi buat narik lawan dan buka ruang buat temen-temennya.
Dia juga punya akurasi passing yang tinggi, dan jarang panik. Sering banget dia bangun serangan dari belakang, ambil risiko, tapi tetap aman. Kualitas yang bikin pelatih senang dan fans jatuh cinta.
Timnas Belanda: Pilar Masa Kini
Di timnas, Frenkie jadi tulang punggung lini tengah. Dia duet bareng berbagai gelandang, tapi tetap jadi pusat permainan. Di Euro 2020 dan Piala Dunia 2022, dia jadi salah satu pemain yang konsisten main bagus meskipun timnya belum bisa juara.
Dia punya chemistry yang solid dengan pemain kayak Van Dijk dan Depay, dan karena karakternya low profile, dia mudah klik dengan siapa aja. Dan yang paling penting: dia gak takut ambil tanggung jawab di pertandingan besar.
Personality: Calm, Cool, Clutch
Frenkie dikenal sebagai pemain yang kalem, cerdas, dan gak neko-neko. Jarang banget lo liat dia terlibat drama, adu mulut, atau ribut di media. Dia lebih suka membiarkan kakinya yang bicara. Tapi bukan berarti dia gak punya ambisi—dia cuma gak suka ribut.
Dia juga punya hubungan yang adem banget dengan kekasihnya, Mikky Kiemeney. Udah bareng sejak masih muda, dan sering jadi pasangan favorit fans karena… ya, mereka natural banget. No drama, no gimmick.
Kesimpulan: Frenkie de Jong, Gelandang Zaman Baru
Di era sepak bola yang makin keras dan kompetitif, Frenkie de Jong muncul sebagai gelandang yang main dengan gaya klasik, tapi tetap relevan dan modern. Dia gak nyari sensasi, gak jual nama, tapi tetap jadi jantung tim manapun yang dia bela.
Dia nunjukkin kalau lo gak perlu jadi flamboyan buat jadi bintang. Cukup paham permainan, tahu peran, dan main cerdas. Frenkie de Jong adalah definisi dari efisiensi dan kecerdasan sepak bola—gak ribet, tapi luar biasa.